|
Selasa, 15 Januari 2008
acara erau
Acara Kesultanan
Seni Budaya Kutai di Kedaton Kutai Kartanegara | |||
KutaiKartanegara.com 24/09/03 13:02 WITA Peragaan seni budaya Kutai Kartanegara ini digelar setiap hari mulai pukul 10.00 WITA sejak hari Minggu (21/09) hingga Sabtu (27/09), kecuali hari Jum'at. Adapun upacara adat keraton yang ditampilkan adalah serangkaian upacara adat perkawinan Kutai yang diawali dengan Melamar, Nyorong Tanda, Akad Nikah, Bepacar, Mendi-Mendi dan Bealis, Naik Penganten, Beluluh Pengantin dan Naik Mentuha. Upacara lainnya adalah upacara Belenggang dan Mandi-Mandi yang dikhususkan bagi seorang ibu yang tengah mengandung. Dilanjutkan upacara yang berkaitan dengan kelahiran anak seperti Tasmiyah, Naik Ayun dan Tumbang Apam. Menurut Hj Adji Djauhariah selaku Koordinator Peragaan Seni Budaya Kutai, khusus untuk acara Tasmiyah, Naik Ayun dan Tumbang Apam yang berlangsung besok (25/09) akan dikerjakan sesungguhnya, bukan dalam bentuk peragaan seperti upacara perkawinan yang diperagakan oleh beberapa model. Selain upacara-upacara adat tersebut, juga akan ditampilkan kesenian kesenian Jepen dan Tingkilan, Tari Ganjar Ganjur, Tari Topeng, Hadrah dan Rudat. Tak ketinggalan adalah peragaan busana tradisional bangsawan Kutai Kartanegara yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu (27/09) mendatang. Seluruh acara yang digelar di Kedaton ini terbuka untuk masyarakat umum dan tidak dikenakan pungutan. Peragaan seni budaya yang berlangsung di Kedaton Kutai Kartanegara ini sangat menarik perhatian masyarakat, terutama para wisatawan nusantara yang sangat antusias menyaksikan untuk mengetahui lebih dekat budaya Kutai. Acara ini juga selalu dihadiri permaisuri Aji Ratu Aida beserta anggota kerabat Kesultanan Kutai lainnya. (win) | |||
|
kereta gantung Pulau Kumala
| |||||||||||||
salah satu wisata kutai kartanegara
Bukit Bangkirai, Kawasan Wisata Alam yang Mempesona | |||||||||||||||
KutaiKartanegara.com 09/03/03 Tak hanya itu, para wisatawan yang memiliki masalah berada di ketinggian mungkin dapat mencoba tantangan untuk meniti canopy bridge atau jembatan tajuk yang digantung menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Tentunya ada perasaan ngeri namun mengasyikkan bila menyusuri jembatan gantung di ketinggian 30 meter dari muka tanah sementara desiran angin yang sejuk cukup membuat bulu kuduk merinding, apalagi jembatan semakin berayun-ayun di saat kita baru mencapai separo jalan.
Tapi bagi yang jiwanya tidak memiliki masalah terhadap ketinggian, berjalan menyusuri canopy bridge sungguh menyenangkan. Dari atas canopy bridge, wisatawan dapat dengan leluasa melihat panorama hutan hujan tropis (tropical rain forest) Bukit Bangkirai serta mengamati dari dekat formasi tajuk tegakan "Dipteropcarpaceae" yang menjadi ciri khas hutan hujan tropis, yang membentuk stratum atas yang saling sambung menyambung. Panjang keseluruhan canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai adalah sepanjang 64 meter yang menghubungkan 5 pohon Bangkirai. Untuk mencapai canopy bridge, terdapat dua menara dari kayu ulin yang didirikan mengelilingi batang pohon Bangkirai. "Canopy bridge yang ada di Bukit Bangkirai ini merupakan yang pertama di Indonesia, kedua di Asia dan yang kedelapan di dunia. Konstruksinya dibuat di Amerika Serikat, dan dari segi keamanan juga cukup terjamin." kata Ir Ruspian Noor, salah seorang petugas dari PT Inhutani I.
Kawasan Bukit Bangkirai yang luasnya mencapai 1.500 hektare ini merupakan kawasan hutan konservasi yang mempunyai peran penting untuk mengembangkan monumen hutan alam tropika basah yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan lingkungan dan kehutanan. Kawasan hutan wisata ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata alam dan penelitian ilmiah serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan hutan. Pada tanggal 14 Maret 1998, 510 hektare dari kawasan ini diresmikan sebagai kawasan wisata oleh Djamalludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan RI pada Kabinet Pembangunan VI sebagai upaya pengembangan potensi wisata alam dan ilmiah serta untuk meningkatkan kecintaan terhadap lingkungan terutama pada flora dan fauna. Kawasan wisata alam ini diberi nama Bukit Bangkirai karena dominannya pohon jenis Bangkirai yang tumbuh di kawasan hutan lindung ini. Pohon Bangkirai pun kemudian dijadikan maskot utama obyek wisata yang telah mendunia ini. Di kawasan ini banyak terdapat pohon Bangkirai yang berumur lebih dari 150 tahun dengan ketinggian mencapai 40 hingga 50 m, dengan diameter 2,3 m. Pertumbuhan banir (akar papan) yang besar dan kuat menjadikan pohon ini memiliki nilai keindahan tersendiri. Bukit Bangkirai terletak sekitar 150 km dari kota Tenggarong atau Samarinda dan hanya sekitar 58 km dari arah kota Balikpapan serta 20 km dari ibukota Kecamatan Samboja. Untuk mencapai kawasan wisata alam ini, wisatawan dapat menempuhnya melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua.
Secara geografis, kawasan Bukit Bangkirai termasuk dataran rendah (primary lowland) "Dipterocarp forest" yang stabil, sehingga kawasan ini dijadikan tempat invasi burung dari wilayah Kawasan Hutan Taman Wisata Bukit Soeharto (sekitar 30 km) maupun wilayah sekitarnya yang terkena pengaruh kebakaran hutan. Dari pengamatan yang telah dilakukan, terdapat 113 jenis burung yang hidup di kawasan Bukit Bangkirai ini. Jenis-jenis fauna yang ada di kawasan Bukit Bangkirai adalah Owa-Owa (Hylobates muelleri), Beruk (Macaca nemestrina), Lutung Merah (Presbytus rubicunda), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Babi Hutan (Susvittatus), Bajing Terbang (Squiler) serta Rusa Sambar (Corvus unicolor) yang telah ditangkarkan.
Kawasan Bukit Bangkirai juga kaya akan anggrek alam yang tumbuh secara alami di pepohonan yang masih hidup maupun yang sudah mati. Sedikitnya ada 45 jenis anggrek yang dapat dijumpai di kawasan ini, diantaranya adalah Anggrek Hitam (Coelegyne pandurata) yang sangat terkenal dan menjadi salah satu maskot Kalimantan Timur. Selain pembudidayaan anggrek-anggrek alam, juga dilakukan pengembangan anggrek silangan seperti Anggrek Kala, Anggrek Apple Blossom dan Anggrek Vanda. Selain kebun anggrek, kawasan wisata alam ini juga dilengkapi dengan kebun buah-buahan seluas 4 hektare. Untuk menjaga keutuhan dan kelestarian pohon bangkirai di kawasan ini, pihak pengelola Bukit Bangkirai menawarkan program Adopsi Pohon kepada para sponsor atau donatur untuk menjadi "orangtua asuh" bagi pohon-pohon bangkirai yang dikehendaki. Saat ini pengadopsian pohon tersebut banyak dilakukan oleh pihak VIVO JICA Japan. Anda tertarik untuk mengadopsi sebuah pohon? Datanglah ke Bukit Bangkirai, berekreasi sambil melestarikan alam. (win) |